Minggu, 14 Februari 2016

ME-REVIEW ATAU MENGULANG TUGAS DARI BAB 1 s/d 6


Disini saya akan me-review atau mengulang kembali tugas-tugas sebelumnya yang sudah dikerjakan sebelumnya. Ada 6 bab yang akan saya bahas kembali dari Bab 1 mengenai  Arsitektur Lingkungan.
Bab 1 menjelaskan bagaimana cara nya menciptakan sebuah arsitektur lingkungan yang baik? Kita harus mengetahui dasar dari arsitektur. Arsitektur adalah seni yang dilakukan oleh setiap individual untuk berimajinasikan diri mereka dan ilmu dalam merancang bangunan.

Agar terciptanya sebuah arsitektur lingkungan harus memiliki pembangunan secara biologis atau arsitektur biologis atau juga secara arsitektur ekologi. Ini salah satu contoh pembangunan arsitektur biologis





Bangunan ini dianggap memiliki unsur arsitektur biologi karena memperlihatkan erat antara manusia dan lingkungan atau alam sekitar. Dalam arsitektur dikenal istilah arsitektur biologis, yaitu ilmu penghubung antaramanusia dan lingkungannya secara keseluruhan yang juga mempelajari pengetahuantentang hubungan integral antara manusia dan lingkungan hidup, dan merupakan arsitektur kemanusiaan yang memperhatikan kesehatan.

Ada juga bangunan aritektur yang memiliki unsur arsitektur ekologi Arsitektur ekologi itu sendiri mempunyai tiga prinsip yang harus diperhatikan yaitu; Fluktuasi , Stratifikasi, Interdependence (saling ketergantungan).


Jadi menurut saya pembangunan arsitektur biologis dan arsitektur ekologi lebih mengutamakan aspek lingkungan yang ada di sekitar. Dari prinsip-prinsip yang telah di jelaskan arsitektur ekologi semoga pembangunan tersebut dapat menciptakan sebuah bangunan yang menarik dan memiliki penggunaan material hemat energi.

Bab ke-2 saya akan merespon terhadap Arsitektur dan Lingkungan. Di buku ini menjelaskan bahwa kehidupan kita antar lain menckaup pembangunan dan pemukiman. Salah satu tujuan penting dari cara membangun , ialah perlindungan terhadap penghuni. Nah dari sini terlihat lebih banyak memperhatikan masalah teknis daripada kenyamanan dan perlindungan penghuni. Hasil nya bangunan tersebut tidak sesuai untuk tempat kediaman atau pemukiman manusia.


Selain itu di buku ini juga menjelaskan perbandingan arsitektur alam dan teknik. Arsitektur alam itu seperti misalnya pada ilmu bumi, selalu membentuk suatu peredaran alam yang tertutup. Berdasarkan permasalahan tersebut akan dapat kita pahami juga arsitektur sebagai arsitektur alam. Dengan kata lain, perbandingan di bagian dalam harus diperlihatkan di dalam perbandingan di bagian luar juga.
Dengan mempelajari buku ini saya mendapatkan ilmu yang bermanfaat dalam merancang dan membangun sebuah bangunan yang peduli terhadap lingkungan sekitarnya.

Bab ke -3 saya akan merangkum sebuah Arsitektur Lingkungan. Di bab ini menjelaskan mengenai tentang arsitektur dan hubungannya dengan lingkungan melalui pengertian arsitektur biologis. Arsitektur biologis adalah ilmu penghubung antara manusia dan lingkungan secara keseluruhan dengan fungsi penyeimbang (antara alam-manusia) agar tercipta hubungan yang harmonis antar keduanya.

Dengan begitu kesimpulannya para arsitek memiliki tujuan pembangunan biologik, bentuk bangunan dan bahan bangunan, dan sistem perencanaan. Ada juga arsitektur tradisional dan arsitektur biologik. Perbedaannya arsitektur tradisional dapat diartikan sebagai suatu arsitektur yang dapat diciptakan sejak beberapa generasi.

Bab ke-4 saya akan merangkum dasar-dasar Arsitektur Ekologis. Di Bab ini menejelaskan tentang pengantar ekologi dasar dan fisika bangunan. Ekologi biasanya dimengerti sebagai hal-hal yang saling mepengaruhi segala jenis makhluk hidup (tumbuhan, binatang, manusia) dan lingkungannya ( cahaya, suhu, curah hujan, kelembapan, topografi., dsb). Ekologi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan lingkungannya.

Dasar-dasar sebuah ekosistem adalah komunitas ( biosonos) dan wasam alam (biotop). Suatu ekosistem biasanya terdiri dari empat komponen dasar, yaitu:
- Lingkungan Abiotik
- Organisme Produsen
- Organisme Konsumen, dan
- Organisme Perombak.

Jadi di buku ini menjelaskan bahwa penting bagi seorang arsitek untuk mengetahui dasar-dasar arsitektur ekologis. Dengan mempelajari ini  kita dapat memberikan penjelasan mengenai pembuatan kawasan penghijauan di antara kawasan pembangunan, tapak bangunan yang bebas dari gangguan geobiologis dan radiasi elektromagnetik, penggunaan bahan bangunan ekologis, pemanfaatan ventilasi alami dana gedung baik secara pasif dan secara aktif.

Bab ke-5 saya akan menjelaskan mengenai GIANT SEA WALL.

Di bab ini menjelaskan mengenai “Untuk apa dan untuk siapa Giant Sea Wall” itu?. Nah Giant Sea Wall ini atau biasa disebut tanggul laut raksasa sangat bermanfaat untuk mengatasi banjir dan diperlukan menanggul bagian pesisir yang menurun dan juga perlu menangggul sungai-sungai nya .






Wacana pembangunan tanggul laut raksasa Jakarta dan reklamasi dalam bentuk pulau-pulau muncul pada era Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, dengan usulan datang dari konsultan Belanda. Awalnya disebut Sea Dike Plan Tahap III dan akan dibangun pada 2020-2030.

Proyek itu lalu dimasukkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) DKI untuk 2010-2030. Disebutkan, untuk mengatasi pasang naik air laut yang semakin tinggi karena pemanasan global, akan dibangun pulau-pulau dengan cara reklamasi. Pulau itu akan dilengkapi tanggul laut raksasa.

Untuk itu saya menilai proyek ini sangat menguntungkan bagi warga DKI Jakarta karena dapat mengatasi banjir rob yang belakangan ini sering muncul saat musim hujan. Akan tetapi perlu di tinjau kembali proyek Giant Sea Wall ini karena akan memakan biaya yang cukup besar dan juga apakan dengan ada nya proyek ini warga DKI Jakarta akan terbebas dari banjir atau sebalik nya DKI Jakarta akan tenggelam dengan adanya proyek ini karena kenaikan permukaan air laut tidak signifikan.

Di bab ke-6 saya akan menjelaskan mengenai SUPER DEVELOPMENT & PROGNOSIS. Di bab ini menjelaskan mengenai program pengembang pembangunan ruang. Dalam pengembangan pembangunan diperlukan pemodelan yang baik sesuai sistem ekologi. Munculnya teknologi modern dengan aksesbilitas yang baik dapat menurunkan sistem ekologi sehingga kita akhirnya dapat menyadari berbagai model lingkungan yang ada sesuai dengan model sebelumnya. Kuncinya adalah dengan seiringnya perkembangan zaman perlu adanya pengelolaan masalah ekosistem yang kita hadapi. Hal inilah yang akan memotivasi kita dalam penerapan ekologi yang baik.

       Model dalam ekologi lansekap dapat digunakan
1 kuantitatif menggambarkan tata ruang fenomena tingkat lanskap
2 memprediksi evolusi temporal dan lanskap
3. mengintegrasikan antara dan di antara skala spasial dan temporal.

Untuk itu menurut saya bab ini membahas bagaimana caranya kita mengembangkan pembangunan yang diperlukan pemodelan yang baik sesuai system ekologi. Dengan begitu kita dapat mengembangkan pemodelan ekologi lansekap dengan baik.

Jadi Kesimpulannya dengan saya me-review atau mengulang kembali tentang bab 1 s/d 6 agar kita menjadi paham betapa pentingnya para arstiektur mempelajari bab ini. Untuk itu dengan adanya Arsitektur Lingkungan kita dapat menambah wawasan dan ilmu yang di dapat di bab ini. Semoga bermanfaat bagi pembaca kalau ada salah kata-kata yan kuran berkenan di hati mohon dimaafkan. Sekian dan Terima Kasih


Tidak ada komentar:

Posting Komentar